Aksi demonstrasi yang terjadi di Mesir ternyata juga menggunakan jasa situs jejaring sosial seperti Facebook dan juga Twitter untuk mengerahkan massa. Untuk itu, pihak pemerintah Mesir memblokir kedua situs jejaring sosial tersebut.
Demonstrasi anti Mubarak
terus berlangsung Rabu waktu setempat, kendati pemerintah sudah
melarang massa untuk berkumpul dan berunjuk rasa seperti yang mereka
lakukan Selasa lalu.
Menurut stasiun berita MSNBC, pemerintah Mesir mulai memblokir akses ke Facebook dan Twitter
pada Rabu, 26 Januari 2011, sehari setelah digelar aksi demonstrasi
terbesar di negara itu. Warga kini mulai mengeluhkan sulitnya akses keFacebook. Keluhan telah disampaikan ke markas Facebook di Amerika Serikat.
“Kami
mengetahui laporan adanya gangguan pelayanan, namun kami tidak
menemukan adanya perubahan berarti pada lalu lintas jaringan di Mesir,”
ujar Andrew Noyes, manajer komunikasi kebijakan publik Facebook.
Menurut laporan dari Herdict.org, sebuah laman yang dikelola oleh Universitas Harvard untuk memantau aksesibilitas internet di seluruh dunia, layanan Twitter di Mesir mengalami gangguan. Laporan ini telah dibenarkan oleh Twitter berdasarkan konfirmasi yang dilansir dari laman PCMag.
“Kami mengkonfirmasikan bahwa Twitter diblokir di Mesir pada pukul 8 pagi hari ini (Rabu, 26 Januari 2011). Pemblokiran berdampak pada Twitter dan berbagai aplikasinya,” ujar Twitter pada akun @twitterglobalpr.
“Kami
yakin keterbukaan informasi dan pandangan akan memberikan keuntungan
pada masyarakat dan membuat pemerintah lebih baik dalam berhubungan
dengan rakyat,” lanjutTwitter lagi.
Dengan lima juta
penggunanya, Mesir adalah pengguna jejaring sosial terbesar di antara
negara-negara Arab. Menurut kantor berita Associated Press, jejaring
sosial adalah alat utama para pengunjuk rasa dalam berkomunikasi dan
mengumpulkan massa.
Salah satu grup di Facebook yang mendapatkan banyak pengikut adalah “Kami semua Khaled
Said”, merujuk nama seorang pengunjuk rasa yang tewas dipukuli polisi
keamanan. Pada Selasa, grup ini telah mendapatkan 90.000 pengikut yang
menyatakan protesnya terhadap pemerintah.
Berkat ajakan unjuk rasa yang diposting di dua jejaring sosial ini,
ribuan orang turun ke jalan pada Selasa dan terus berlanjut pada Rabu.
Enam orang dilaporkan tewas di Kairo dan Suez pada bentrokan antara pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan. (Vivanews.com)