Selasa, 08 Februari 2011

Demo Terus Berlanjut, Mesir Blokir Facebook-Twitter


Aksi demonstrasi yang terjadi di Mesir ternyata juga menggunakan jasa situs jejaring sosial seperti Facebook dan juga Twitter untuk mengerahkan massa. Untuk itu, pihak pemerintah Mesir memblokir kedua situs jejaring sosial tersebut.

Demonstrasi anti Mubarak terus berlangsung Rabu waktu setempat, kendati pemerintah sudah melarang massa untuk berkumpul dan berunjuk rasa seperti yang mereka lakukan Selasa lalu.
Menurut stasiun berita MSNBC, pemerintah Mesir mulai memblokir akses ke Facebook dan Twitter pada Rabu, 26 Januari 2011, sehari setelah digelar aksi demonstrasi terbesar di negara itu. Warga kini mulai mengeluhkan sulitnya akses keFacebook. Keluhan telah disampaikan ke markas Facebook di Amerika Serikat. 

“Kami mengetahui laporan adanya gangguan pelayanan, namun kami tidak menemukan adanya perubahan berarti pada lalu lintas jaringan di Mesir,” ujar Andrew Noyes, manajer komunikasi kebijakan publik Facebook.

Menurut laporan dari Herdict.org, sebuah laman yang dikelola oleh Universitas Harvard untuk memantau aksesibilitas internet di seluruh dunia, layanan Twitter di Mesir mengalami gangguan. Laporan ini telah dibenarkan oleh Twitter berdasarkan konfirmasi yang dilansir dari laman PCMag.

“Kami mengkonfirmasikan bahwa Twitter diblokir di Mesir pada pukul 8 pagi hari ini (Rabu, 26 Januari 2011). Pemblokiran berdampak pada Twitter dan berbagai aplikasinya,” ujar Twitter pada akun @twitterglobalpr.

“Kami yakin keterbukaan informasi dan pandangan akan memberikan keuntungan pada masyarakat dan membuat pemerintah lebih baik dalam berhubungan dengan rakyat,” lanjutTwitter lagi.
Dengan lima juta penggunanya, Mesir adalah pengguna jejaring sosial terbesar di antara negara-negara Arab. Menurut kantor berita Associated Press, jejaring sosial adalah alat utama para pengunjuk rasa dalam berkomunikasi dan mengumpulkan massa.

Salah satu grup di Facebook yang mendapatkan banyak pengikut adalah “Kami semua Khaled Said”, merujuk nama seorang pengunjuk rasa yang tewas dipukuli polisi keamanan. Pada Selasa, grup ini telah mendapatkan 90.000 pengikut yang menyatakan protesnya terhadap pemerintah.

Berkat ajakan unjuk rasa yang diposting di dua jejaring sosial ini, ribuan orang turun ke jalan pada Selasa dan terus berlanjut pada Rabu. Enam orang dilaporkan tewas di Kairo dan Suez pada bentrokan antara pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan. (Vivanews.com)



Artikel Lainnya



Andi Syahruddin