Selasa, 15 Maret 2011

Kuriakin Zheng: Pelajar Indonesia Pertama Jebol + Beasiswa Harvard University

 Kuriakin Zheng

Pelajar Singapore Polytechnic (SP) Kuriakin telah mencetak 33 nilai sempurna untuk semua modul (mata pelajaran)-nya, sebuah prestasi yang jarang terjadi pada siswa lainnya sejak sekolah didirikan 56 tahun yang lalu.

Untuk prestasi yang sangat baik itu, pelajar 25 tahun ini menerima Lee Kuan Yew Award, yang diberikan ke lulusan terbaik politeknik dari program teknologi.

Prestasi yang dicapai beliau lebih mengesankan oleh kenyataan bahwa ia belajar sambil berkutat dalam beberapa pekerjaan dan kegiatan ekstra kurikuler di klub gitar dan Rotaract. Dia juga berpartisipasi dalam proyek keterlibatan masyarakat di Filipina.

Warga Negara Indonesia yang tiba di Singapura empat tahun lalu dari kampung halamannya Tanjungpinang di pulau Bintan, Kuriakin pernah bekerja sebagai seorang pelayan, asisten-sales dan promotor roadshow untuk membiaya kuliahnya sebesar $ 6.000 dan biaya hidup di sini.

Bungsu dari lima anak ini, tidak ingin membebani orang tuanya yang masih hidup di Bintan. Ayahnya adalah seorang mekanik dan ibunya, ibu rumah tangga.

Perjalanan prestasinya tidak selalu gemilang apalagi meduduki ranking atas khususnya sewaktu SMA. Dia terpuruk dalam ujian akhir nasional SMA di Indonesia pada tahun 2004 dan ditolak SP pada awalnya.

Dia berkata: "Saya adalah kapten tim basket sekolah waktu itu dan sering mengabaikan pelajaran. Saya melihat bagaimana orang tua saya kecewa. Dalam tahun itu juga, ayah saya terluka dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya dan sampai sekarang saya percaya saya yang menyebabkannya. Dia terganggu karena dia tertekan oleh hasil sekolah saya yang buruk. "

Termotivasi untuk membuat orang tuanya bangga, ia berangkat ke Singapura untuk mengikuti ujian persamaan tingkat GCE-O Level dan mencetak tujuh poin.

Beliau menjadi pelajar pertama dari Singapore Polytechnic yang diterima masuk ke Harvard College dengan bonus beasiswa penuh yang diberikan Ivy League university.

Dia berkata: "Saya senang saya tidak menyerah ketika saya tidak melakukan dengan baik dalam ujian saya sewaktu SMA. Jika saya menyerah, saya tidak akan mampu mengejar mimpi saya sekarang."





Artikel Lainnya



Andi Syahruddin