Adalah sebuah novel yang diangkat dari
kisah nyata keke, seorang gadis remaja Indonesia yang telah meninggal
tahun 2008 karena kanker ganas. Buku ini terjual lebih dari 50.000 exp,
tahun 2011 telah diadaptasi ke layar lebar. Kisah Keke pernah di ulas
dalam acara kick Andy dan ribuan air mata telah berjatuhan setelah
membaca kisahnya.
( Buku ini bisa didapatkan di seluruh
toko buku di indonesia dengan harga 38.800 ( bonus cd), sebagian
penjualan buku akan disumbangkan ke yayasan kanker. filmnya akan
ditayangkan pada 15 feburary 2011)
Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika
aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma,
sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku
itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat kesulitan.
Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat langkah dan
menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan
dokter untuk melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku
tidak melakukan operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih
dari 3 bulan. Aku sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki
tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan
mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku
jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi operasi itu
mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan mataku.
Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian
wajahku karena aku adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa
bagaimanapun kelak. Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit
itu hingga aku merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar
bola tenis dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku
tidak pernah mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku
berjuang hidup selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan
seseorang ulama mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku
tidak akan lama lagi dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan
hidung sebelah kiriku. Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia
tega merenggut masa remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan
model. Air mata yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan
ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh
beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada
disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku
hanya berdoa berharap kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih
lama di dunia ini untuk mengucapkan selama berpisah dengan sahabat,
kekasihku dan terutama untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat
itulah aku mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku
dari penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker
diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan
vonis kematian yang dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya
mulai saat itu untuk bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku.
Usai penyakit itu hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku
dengan bahagia bersama keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan
waktuku dengan belajar kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan.
Hidup-hidupku pun berlalu dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang
tak kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali
padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak
lagi takut dan aku tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur
padanya, ia memberikan aku kesempatan lebih lama di dunia ini untuk
dapat bersama sahabat, keluargaku dan kekasihku.Walau air
mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk tegar dan mengatakan
kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan
kepadaku.
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya
menyerah, ia tidak sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan
berjanji untuk bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian
terakhirku di dunia ini agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta
dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus
dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas
kebaikan Tuhan, aku mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang
semakin parah. Aku bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai
akhirnya mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku
walau hanya sehari disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit
karena darah terus mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan disaat hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada Tuhan..surat
yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang berjuang untuk
hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit kanker yang sama
denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia
ini, kisahku menjadi inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk
bersyukur akan hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan
cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.
In memorial gitta sessa wanda cantika.
Surat Kecil Untuk Tuhan
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.
Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..
Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.
Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..
Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..
In memorial,
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91-25/12/06