PT Liga Indonesia Hadapi Penalti Dari Sponsor - Merasa Dirugikan, Djarum Tuntut PT Liga Indonesia - PT Liga Indonesia kembali tersandung masalah. Setelah ditinggal hijrah tiga klub peserta ISL ke ajang LPI, kini mereka bakal segera menghadapi klaim dari sponsor utama ISL, PT Djarum.
Seperti dikutip dari Antara, PT Djarum,
merasa dirugikan karena banyak pertandingan yang gagal digelar juga
karena mundurnya tiga klub peserta kompetisi sepak bola tertinggi di
Indonesia itu. Klub ISL 2010/2011 yang mengundurkan diri dan pindah ke
kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) bentukan pengusaha nasional, Arifin Panigoro, yaitu Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar.
Beita Olahaga - Perwakilan PT Djarum, Fatih Chabanto mengatakan berdasarkan kesepakatan awal dengan PT Liga Indonesia, setiap pertandingan yang gagal digelar pihaknya memberikan penalti dengan jumlah yang telah ditentukan.
"Sudah positif, jumlah laga yang hilang akan dikalikan Rp100 juta. Ini adalah bentuk konsekuensi yang harus diterima," katanya.
Dengan
mundurnya tiga klub ISL serta banyaknya pertandingan yang digelar tanpa
penonton, bisa dipastikan jumlah penalti atau klaim yang harus
dibayarkan PT Liga Indonesia kepada pihak sponsor utama cukup besar.
Sesuai
dengan pendataan awal, jumlah pertandingan yang kemungkinan besar batal
digelar selama kompetisi ISL 2010/2011 sebanyak 70 laga. Jika dikalikan
dengan Rp100 juta maka besarnya penalti yang harus dibayar mencapai Rp7
miliar.
Beita Olahaga - Menurut dia, selain penalti akibat hilangnya sebuah pertandingan, PT Liga Indonesia juga akan mendapatkan penalti ganda jika sebuah pertandingan di kandang digelar tanpa penonton atau dipindah ke tempat netral.
"Kami
sedang menunggu program Liga. Bagaimana mereka membuat perubahan,
membuat kompetisi tetap menarik, dan klub tidak berkurang lagi. Aturan
sanksi berlapis tetap dipakai, selain denda Rp100 juta untuk laga yang
hilang, kami dan Liga sudah sepakat dengan denda yang lain," katanya.
Ia
menjelaskan besarnya penalti yang harus dibayar oleh pengelola
kompetisi ISL selain gagalnya sebuah pertandingan cukup beragam. Sanksi
Rp50 juta per laga diberikan bila laga kandang menurut venue resmi klub
digelar tanpa penonton. Selain itu, denda Rp75 juta per laga berlaku
bagi pemindahan kandang dengan penonton. Nilai penalti sampai Rp100
diberikan bila laga dilaksanakan di tempat netral dan digelar tanpa
penonton.
Fatih menjelaskan penalti yang akan diajukan ke PT Liga Indonesia
nantinya akan kalkulasi dengan uang sponsorship pada ISL 2010/2011.
Saat ini pihaknya telah membayar 50 persen dari Rp40 miliar.
Sementara itu, CEO PT Liga Indonesia,
Joko Driyono mengatakan bahwa pihaknya akan menaati penalti yang
diberikan pihak sponsor. Hanya saja pihaknya meminta waktu untuk
menstabilkan kompetisi ISL setelah ditinggalkan tiga klub anggotanya.
"Tidak
ada masalah dengan jumlah denda. Tapi, fokus kami saat ini adalah
menyelesaikan karut marut kompetisi setelah tiga klub itu mundur,"
katanya.
Pria
asal Ngawi, Jawa Timur, itu menambahkan guna menyelesaikan hal tersebut
pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan sponsor guna mencari solusi
yang terbaik. Antara PT Liga Indonesia dan sponsor utama telah sepakat untuk menyelesaikan kompetisi ISL hingga tuntas.