Senin, 27 Desember 2010

Nurdin Halid: Saya Antipolitisasi

 
Jakarta - Kritikan publik tak digubris oleh Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Aktivitas nonteknis timnas seperti jamuan makan siang dari Aburizal Bakrie dan istighosah di pondok pesantren dianggap bukan sebuah masalah. Isu politisasi organisasi pun kembali dibantah.

Menurut Nurdin, jamuan makan di kediaman Ical dilakukan sebagai bentuk ucapan terimakasih atas perhatian salah satu orang terkaya di Indonesia itu pada PSSI. Disebutnya, selama dia memimpin PSSI, 80 persen pembiayaan tim Merah Putih berasal dari keluarga Bakrie.

"Saya sampaikan pada pengurus, timnas, ofisial dan pelatih, saya mau mengucapkan terimakasih pada keluarga Bakrie," ucap Nurdin saat diwawancarai TVOne, Senin (27/12/2010).

Tidak hanya itu, perayaan Istighosah di pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga dianggap bukan sebuah masalah yang mengganggu konsentrasi tim. Kegiatan yang dilakukan hanya 16 jam sebelum timnas berangkat ke Malaysia itu murni karena ada niat baik dari para Kyai untuk mendoakan pemain.

Saat ditanya soal politisasi Merah Putih, pria asal Makassar itu lagi-lagi membantah. Menurut dia, orang yang mempermasalahkan politisasi timnas justru bagian dari politisasi itu sendiri.

Di tubuh PSSI, kata Nurdin, memang tersebar berbagai tokoh parpol, namun bukan berarti ada politisasi timnas seperti yang dituduhkan selama ini.

"Di PSSI ada Demokrat, ada Golkar, Gerindra, dan ada Hanura. Kalau saya bawa polisitisasi, tidak mungkin saya bertahan 3 tahun jadi ketua umum di PSSI," cetusnya. "Saya ini antipolitisasi."

Mantan terpidana korupsi kasus minyak goreng ini juga menegaskan, semua acara yang dihadiri para pemain sudah mendapat persetujuan Alfred Riedl. Meski Nurdin menjabat sebagai ketua umum federasi sepakbola nasional, izin harus tetap didapat dari pelatih asal Austria tersebut.

"Bayangkan, seorang ketua umum sampai harus meminta izin pada pelatih. Itu tetap saya lakukan," tuntasnya.

Apa yang disampaikan Nurdin ini agak berbeda dengan pernyataan Riedl. Dalam keterangan persnya usai laga melawan Malaysia, Riedl mengaku ikut campur PSSI terhadap tim sudah berlebihan.

"Ya media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu," sindir pelatih asal Austria itu.

Rachmadin Ismail - detiksport



Artikel Lainnya



Andi Syahruddin